PAFI BENGKONG LAUT
Nama Gus Miftah, seorang pendakwah yang dikenal luas karena dakwahnya yang kerap menyentuh berbagai kalangan, kini tengah menjadi sorotan. Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan Gus Miftah melontarkan perkataan yang dianggap tidak pantas kepada seorang penjual es. Peristiwa ini memicu kontroversi di kalangan netizen dan masyarakat luas.
Kronologi Kejadian
Insiden ini bermula ketika Gus Miftah, dalam sebuah kesempatan di [lokasi], terlihat berbicara dengan seorang penjual es di pinggir jalan. Dalam video berdurasi singkat yang viral di media sosial, Gus Miftah melontarkan kalimat yang bernada merendahkan dan dinilai tidak sesuai dengan kapasitasnya sebagai seorang pendakwah.
Meski terlihat bercanda, ekspresi penjual es tersebut menunjukkan ketidaknyamanan atas perkataan yang diucapkan. Unggahan ini memicu banyak reaksi negatif dari netizen, yang menilai tindakan tersebut tidak mencerminkan sikap seorang tokoh agama.
Reaksi Netizen dan Publik
Setelah video tersebut tersebar, berbagai komentar bermunculan di media sosial. Banyak yang mengecam tindakan Gus Miftah, menyebut bahwa sebagai seorang pendakwah, ia seharusnya memberikan contoh perilaku yang baik.
Salah satu komentar netizen berbunyi:
“Sikap seperti ini tidak pantas ditunjukkan oleh seorang tokoh agama. Seharusnya beliau memberikan nasihat yang baik, bukan melontarkan kata-kata yang menyakiti hati orang lain.”
Namun, ada juga pihak yang mencoba memaklumi insiden tersebut, menganggap bahwa Gus Miftah mungkin tidak sengaja dan hanya bercanda.
Permintaan Maaf Gus Miftah
Menanggapi kontroversi yang semakin meluas, Gus Miftah akhirnya memberikan klarifikasi melalui akun media sosialnya. Dalam video permintaan maafnya, ia mengakui bahwa ucapan tersebut memang kurang tepat dan meminta maaf kepada pihak yang merasa tersinggung, khususnya kepada penjual es.
“Saya dengan tulus meminta maaf kepada semua pihak, terutama kepada bapak penjual es yang mungkin merasa tidak nyaman dengan ucapan saya. Itu tidak ada niat untuk merendahkan, hanya candaan yang tidak seharusnya saya lontarkan,” ujar Gus Miftah.
Permintaan maaf ini disambut beragam oleh publik. Beberapa pihak menerima dengan lapang dada, sementara yang lain tetap mengecam tindakan tersebut, mengingat posisinya sebagai panutan umat.
Pelajaran dari Insiden Ini
Kasus ini menjadi pengingat bagi tokoh publik, terutama pendakwah, untuk menjaga ucapan dan perilaku mereka di depan umum. Setiap kata yang diucapkan memiliki dampak besar, baik kepada individu yang bersangkutan maupun kepada masyarakat yang menjadikan mereka teladan.
Penutup
Sebagai seorang tokoh agama yang dihormati, Gus Miftah diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam bertindak dan bertutur kata. Insiden ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak bahwa rasa hormat dan empati harus selalu dijunjung tinggi, terutama kepada mereka yang bekerja keras untuk mencari nafkah, seperti penjual es.
Semoga kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga lisan dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai pemimpin maupun sebagai individu.
Source : PAFI MEDIA